Moda transportasi massal lintas rel terpadu atau light rail transit (LRT) Fase 1 rute Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun telah beroperasi sejak akhir tahun lalu. Namun demikian, efisiensi pembangunan moda transportasi ini dipertanyakan.
- Firli Bahuri Beberkan Dugaan Penyebab Langkanya Minyak Goreng di Indonesia
- Gerakan Jaga Pemilu Libatkan Masyarakat Sipil Awasi Kecurangan
- Diperiksa Puspomad 12 Jam, Pelapor Jenderal Dudung Jawab 40 Pertanyaan dan Serahkan Bukti Pendukung
Baca Juga
Salah satunya oleh Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon yang belakangan mengaku sering berkunjung ke Kelapa Gading. Menurut pengamatannya, moda transportasi itu belum ramai dipakai oleh warga.
“Baru tahu LRT menuju Rawangun sepi banget ternyata,” tegasnya di akun Twitter pribadi, Senin (17/2).
Dia bahkan berpandangan bahwa LRT ini bagian dari proyek gagal yang dikerjakan di era Presiden Joko Widodo. Jansen Sitindaon turut mempertanyakan hasil survei yang dijadikan dasar pembangunan LRT. Pasalnya, jalur tersebut bukan rute para pekerja warga DKI.
Selain itu, jaraknya juga terbilang pendek, yaitu hanya 5,8 kilometer, yang jika ditempuh dengan ojek hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai.
“Bangunnya habis Rp 5,8 triliun. Ini mercusuar tapi gegabah dan mubazir menurut saya. Habis berapa pemda DKI tiap tahun subsidi ya?” tanya terheran-heran.
Lebih lanjut, Jansen Sitindaon mengamini pernyataan yang pernah disampaikan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M. Said Didu tentang jebakan infrastruktur.
“Jangankan balik modal, membiayai operasional harian aja dari penumpang yang naik tidak mampu. Jadi harus terus disubsidi,” terangnya.
“Jujur kereta api bandara yang habis Rp 5 triliun aku belum pernah naik. Jangan-jangan itu juga sepi,” sindir Jansen Sitindaon.
- Sekum KONI Papua Apresiasi dan Terima Saran Waketum KONI Pusat
- Hitungan Sementara Jokowi, Rp 466 Triliun Habis untuk Bangun IKN Nusantara
- Hari Ini, Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arief Masuk Agenda Pemeriksaan KPK