Di Ambang Kepunahan, Pemuda Marori Menggey Berharap Perhatian Pemerintah dan LSM

Suku Marori Menggei adalah salah satu suku asli Kabupaten Merauke yang merupakan salah satu sub suku Marind.


Menurut Agustinus Mahuze Asisten Peneliti Program Dokumentasi Bahasa dari I Wayan Arka seorang Guru Besar Linguist dari The Australian National University mengatakan bahwa sampai saat ini penutur bahasa dari suku Marori Manggey tinggal berjumlah tiga belas orang, sementara dari segi seni dan budaya tinggal satu orang saja yang masih menguasainya. Sabtu (29/2)

Agus mengakatakan bahwa sebenarnya sudah ada hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh pihaknya, yang kemudian hasil penelitian itu didedikasikan kepada Pemerintah Daerah dengan harapan untuk mendapatkan tanggapan yang serius, namun menurut Agus hingga saat ini belum pernah ada respon sama sekali dari pemerintah Daerah.

“Padahal sudah ada hasil penelitian yang selama ini kami lakukan, penelitian – penelitian itu adalah bentuk sumbangan kami kepada pemerintah, namun belum ada tanggapan lebih lanjut”. Ucapnya.

Petrus Kaize seorang pemuda asal Suku Marori Menggei saat di wawancarai oleh wartawan mengatakan bahwa dirinya berharap agar ada pehatian penuh dari pemerintah daerah dalam hal ini melalui dinas terkait.

"Saya berpikir harus ada perhatian penuh dari dinas terkait dan juga stakeholder yang ada khsusnya pmerintah daerah." Ucapnya Rabu (18/3)

Selanjutnya dirinya mengtakan bahwa berdasarkan apa yang dirasakan dan diamatinya bahwa saat ini suku Marori Mengey sudah hampir punah, sehingga dirinya berharap agar ada Lembaga Swadaya Masyarkat atau sejenisnya untuk membantu Suku Marori Menggey agar tidak punah.

"Yang saya lihat dari kami suku Marori menggey bahasanya sudah hampir punah, sehingah lami butuh LSM yan bisa membantu melindugi kami". Harapnya