Aliansi Mahasiswa Merauke Menggelar kegiatan doa bersama dengan tajuk pemulihan kasus kekerasan terhadap perempuan di tanah Papua.
- Dua Pemuda Terseret Ombak di Pantai Base-G, Satu Belum Ditemukan"
- Pesawat Trigana Bawa Istri Pj Gubernur Papua Tergelincir di Serui
- Laka Tunggal Tabrak Median Jalan, Korban Meninggal Dunia
Baca Juga
Doa tersebut digelar bentuk penghormatan kepada Tenaga Kesehatan (Nakes) Suster Gabriela yang menjadi korban pembunuhan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Distrik Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang, pada tanggal 13 September 2021.
Kegiatan doa bersama tersebut dilakukan pada hari selasa (21/9) bertempat di tugu Lingkaran Brawijaya (Libra) yang beralamat di jalan Brawijaya Kabupaten Merauke sekitar pukul 18.08 WIT.
Kegiatan doa bersama dipimpin langsung oleh Pendeta Klasis GPI Merauke atas nama Pendeta Regi dengan rangkaian kegiatan berupa nyanyian pujian Rohani, Doa dan Pembacaan Alkitab Efesus 1 : 8-19.
Dalam Khotbahnya pendeta Regi mengatakan bahwa sebagai manusia kita telah diberikan hikmat oleh Tuhan untuk menciptakan kedamaian, sebab kedamaian itu adalah sesuatu yang dikehendaki oleh Tuhan.
Sehingga Pendeta Regi mengingatkan kepada para peserta kegiatan doa bersama bahwa kita sebagai manusia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk berdoa dalam hal ini.
Lanjut pendeta Regi dalam khotbah nya menilai bahwa kejadian yang terjadi pada Suster Gabriela merupakan tindakan kekerasan yang meninggal luka yang sangat mendalam sehingga membuat keluarga dari korban dan para Nakes larut dalam kesedihan.
Usai melakukan Khotbah kegiatan kemudian pada pukul 18.42 WIT kegiatan dilanjutkan dengan penyalaan lilin oleh Aliansi Mahasiswa Merauke sebagai bentuk penghormatan kepada Suster Gabriela yan di diiringi dengan nyanyian lagu telah gugur pahlawanku, serta lagu syukur.
Kegiatan kemudian ditutup dengan penandatanganan petisi penolakan terhadap berbagai tindakan kekerasan di atas tanah Papua oleh para peserta doa bersama yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Merauke.
Selama ini diketahui bahwa para KKB Papua merupakan kelompok yang makar yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan melakukan propaganda seakan-akan telah banyak pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Republik Indonesia kepada masyarakat sipil di atas tanah Papua.
Namun dengan kejadian suster Gabriela ini, dan berkat penuturan beberapa orang saksi yang selamat, seakan membolak balik mata dunia bahwa propaganda yang dimainkan oleh KKB selama ini berlaku terbalik, karena ternyata justru dari pihak KKB lah yang paling banyak melakukan tindakan kekerasan terhadap masyarakat sipil diatas tanah Papua.
Diharapkan agar masyarakat Papua tidak mudah terhasut dengan isu provokatif yang sengaja diciptakan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang ingin mengambil kesempatan dari berbagai konflik diatas tanah Papua, karena pada dasarnya Papua adalah tanah yang sangat damai.
- Dua Fenomena Alam Akibatkan Cuaca Panas Terik di Merauke
- Pasien RSUD Paniai Terpaksa Dipindahkan Setelah Beredar Isu Penyerangan Kelompok TPNPB OPM
- Baterai Lampu Penerangan Jalan Kota Tanah Merah Banyak Dicuri