Bupati Merauke Soroti Capaian Pengangkatan ASN, Tantangan Anggaran, dan Stabilitas Keuangan Daerah

Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, M.T.
Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, M.T.

Merauke - Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, menyoroti berbagai aspek pemerintahan yang telah ia jalankan selama dua periode kepemimpinannya.


Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan bahwa salah satu pencapaian utama adalah pengangkatan lebih dari 2.553 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), termasuk putra-putri asli Papua dan pendatang.

"Kami telah mengangkat ribuan ASN dan PPPK tanpa mempertimbangkan latar belakang politik. Ini adalah bagian dari tanggung jawab saya untuk memastikan pelayanan publik berjalan dengan baik," Ujar Romanus.

Namun, ia juga mengakui bahwa pada akhir masa jabatannya, keterbatasan anggaran membuat rekrutmen tambahan tidak dapat dilakukan.

Romanus menekankan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Merauke masih rendah, yang berdampak langsung pada minimnya Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi ASN. Ia menyebutkan bahwa kondisi fiskal daerah belum memungkinkan untuk menaikkan tunjangan pegawai secara signifikan.

"Kemarin saat ada demo guru, mereka mengira TPP akan naik besar, padahal itu tidak mungkin. PAD Merauke masih kecil, dan TPP itu menjadi beban bagi keuangan daerah," Jelasnya.

Menurutnya, banyak pegawai negeri masih memiliki persepsi bahwa gaji ASN rendah, padahal status kepegawaian memberikan jaminan sosial yang kuat, terutama dalam kondisi darurat seperti biaya kesehatan atau pendidikan keluarga. Ia mengingatkan agar pegawai tidak meremehkan profesi mereka dan tetap bersyukur atas pekerjaan yang dimiliki.

Bupati juga menyoroti kebijakan pembatasan mutasi bagi ASN dan PPPK selama 10 tahun, yang menurutnya merupakan bagian dari aturan yang sudah ditetapkan. Ia menyebutkan bahwa selama ini banyak pegawai mengajukan permohonan pindah dengan alasan kesehatan keluarga, namun aturan tetap harus dipatuhi.

Romanus mengungkapkan bahwa setelah tidak lagi menjabat sebagai bupati, ia tetap bersyukur atas perjalanan kariernya dan menyiapkan kehidupan di luar pemerintahan. Ia mengaku telah melakukan perjalanan ke berbagai negara seperti Bangkok, Myanmar, Vietnam, dan Taiwan, serta memiliki sejumlah bisnis di bidang perikanan dan perkebunan.

"Saya ingin mewujudkan mimpi agar masyarakat bisa menjadi tuan di negeri sendiri. Saya juga tetap menjalankan usaha pribadi, termasuk di sektor perikanan dan vanila," Tuturnya.

Di sisi lain, ia juga menyoroti kehilangan anggaran sebesar 198 miliar rupiah di Merauke setelah dirinya tidak lagi menjabat. Dampak dari penurunan anggaran ini diperkirakan akan menghambat perjalanan dinas pegawai dan berpengaruh terhadap belanja operasional pemerintah daerah.

"Pegawai negeri mungkin hanya bisa melakukan perjalanan dinas satu atau dua kali dalam setahun. Itu pun kalau masih ada anggaran" Ungkapnya.

Ia menutup pernyataannya dengan pesan kepada ASN agar tetap bekerja dengan baik dan menjunjung tinggi profesionalisme.

"Pegawai negeri harus memahami bahwa mereka adalah alat negara. Bekerjalah dengan baik, jangan terlalu khawatir, karena Tuhan akan membimbing perjalanan hidup masing-masing." Pungkasnya.

Dengan berbagai capaian dan tantangan yang dihadapi, masa depan keuangan Merauke kini menjadi perhatian, terutama dalam menjaga kesinambungan kebijakan fiskal dan kesejahteraan pegawai di tengah keterbatasan anggaran.