Kematian puluhan anak Gambia akibat gagal ginjal akut juga dialami oleh 131 anak di Indonesia sepanjang tahun ini.
- Cegah Penyebaran Covid-19, Dandim 1707/Merauke Himbau Masyarakat Patuhi 4M
- Puluhan Tahanan Polres Biak Numfor Jalani Vaksin Covid-19
- 136 Penumpang KM.Labobar, 50 Antaranya Reaktif Usai Melakukan Rapid Antigen di Pelabuhan Jayapura
Baca Juga
Penyebab utama munculnya penyakit tersebut berasal dari konsumsi sirup obat batuk yang diduga kuat mengandung dua bahan berbahaya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tengah menyelidiki kemungkinan bahan dietilen glikol dan etilen glikol dalam obat batuk telah mencemari bahan lain yang digunakan sebagai pelarut.
Namun sejauh ini, pihak BPOM akan melarang penggunaan kedua bahan tersebut hingga proses penelitian selesai dilakukan.
"Untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, BPOM telah menetapkan syarat registrasi bagi semua produk sirup obat batuk untuk anak-anak dan orang dewasa tidak boleh menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG),” kata BPOM dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (15/10).
Merujuk pada informasi dari World Heatlh Organisation (WHO), sirup obat batuk yang terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol ialah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.
Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited asal India dan disinyalir memiliki kaitan erat dengan penyebab kematian pada 70 anak di Gambia.
Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia.
- Pemkot Jayapura Lakukan Sosialisasi Protokol Kesehatan Dan Pentingnya Menggunakan Masker
- Dalam Sehari Bertambah 10 Kasus Covid-19 di Kabupaten Merauke
- Polres Merauke Lakukan Pendisiplinan Prokes Dengan Bersepeda