Setelah pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada 19 Juli 2017, kemunculan bendera HTI di beberapa kota besar seperti Makassar, Surabaya, Palembang, dan Yogyakarta baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi kebangkitan gerakan yang telah dilarang tersebut.
Fenomena ini menjadi perhatian serius, baik dari masyarakat dan Ormas kepemudaan dan keagamaan salah satunya Gerakan Pemuda Ansor.
Ketua Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Papua, Gazali Husin Renngiwur Menyayangkan pihak keamanan membiarkan Aksi yang membawa simbol HTI dibeberapa daerah tersebut bisa bebas dan melakukan longmarch.
"Kami Menyayangkan Pihak keamanan membiarkan kelompok terlarang ini muncul kembali di Republik yang kita cintai ini, Setelah dibubarkan mereka tetap hidup dan bergerak dibawah tanah, namun dengan adanya aksi dibeberapa Kota ini mengindikasikan aksi ini bukan simbolik semata ? Kami mengingatkan jika Pemerintah dan aparat keamanan lemah mereka akan bangkit kembali." Ungkap Ketua GP Ansor Papua.
Ia meminta agar Pemerintah dan aparat keamanan perlu segera mengidentifikasi akar kelompok ini dan tokoh-tokohnya dan perlu mengambil langkah tegas untuk menjaga stabilitas sosial dan keutuhan negara kesatuan yang kita cintai ini.
HTI dikenal dengan ideologi khilafah yang bertentangan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
- GP Ansor Inisiasi Lembaga Think Tank Asta Cita Center, Topang Pemerintahan Prabowo Wujudkan Indonesia Emas 2045
- Anggota PPD Terpilih Dituntut Miliki Integritas Sukseskan Pilkada Boven Digoel
- GP Ansor Papua Kecam, Minta Kepolisian serius Tangani Kasus penganiayaan David Hingga Tuntas