Reses anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Nasdem Dapil Papua H. Sulaeman L. Hamzah berikan bantuan bibit Alpukat kepada kelompok tani Bayong di distrik Mandobo kampung Ambonggo
- Cinta Laura Kiehl dan Pertamina Foundation Wujudkan Impian Wirausaha Perempuan jadi Kenyataaan
- Ke Jayapura, Tri Rismaharini tinjau korban banjir dan tanah longsor
- Konsultasi Publik ke-3 Program Environmental Conservation and Community Development Program (ECCDP) Sukses Diselenggarakan
Baca Juga
Kepada Reporter RMOL Papua Sulaeman L. Hamzah mengatakan, gerakan semacam ini akan lebih menjanjikan masyarakat untuk memperbaiki pola hidup dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, (20/21).
Reses kali ini memang saya sengaja memilih tempat ini untuk menyerap aspirasi warga masyarakat dengan contoh yang sudah dibuat oleh petani disini yakni sebuah hamparan yang kurang lebih 3 atau 4 hektar lahan tanam padi dan saya kira ini spirit yang kita harus dukung sama-sama untuk bisa memanfaatkan lahan yang luas ini, "terangnya.
Lanjutnya, yang menjadi persoalan sekarang adalah kesesuaian lokasi dengan kubus tanah yang rendah.
Dirinya berharap dinas terkait dapat membantu mengidentifikasi lahan yang betul-betul cocok bertanam budidaya apa saja yang bisa dilakukan oleh masyarakat dengan demikian kita tidak kesulitan lagi mengarahkan masyarakat, mereka akan tau sendiri kesesuaian lahan sudah cocok dan tinggal mereka melanjutkan membangun kebunnya di lahan tersebut.
Sulaeman Hamzah juga berharap ada sinergi antara Petani, Stake Holder dan dinas terkait sehingga daerah bisa dibangun dengan baik.
"Sejak mekar dari Kabupaten Merauke kita lihat memang gerakannya cukup lambat, oleh karena itu harus ada semangat yang sama-sama kita bangun untuk menggerakkan sektor pertanian ini, di daerah perbatasan ini harus bisa dibuktikan bahwa kita bisa mengeola lahan, membangun daerah disektor pertanian.
"Saya kira tahapan yang sudah dilakukan pemerintah dalam menanamkan minat milenial untuk bertani sudah cukup baik dengan mekanisasi seorang petani dia bisa mengelola lahan 5 sampai 10 hektar, " ujarnya.
"Generasi muda itu melihat menjadi petani itu kotor, menjadi petani itu miskin serta dinilai sebagai kelas 2, bukan menjadi pilihan utama. Pendapatan kalau mau diukur pada pendapatan Sawah misalnya itu seseorang bisa mengelola 5 sampai 10 hektar dalam 2 musim setahun panen, pendapatan dia jauh lebih tinggi daripada antri menjadi pegawai negri, padahal mereka sebenarnya punya kemampuan.
"Pemuda harus didorong untuk terus mendapatkan teknologi pertanian dengan mekanisasi untuk pengolahan pra panen dan paska panen, " tutup Sulaeman Hamzah.
- Wakapolres Boven Digoel Gelar Jumat Berkah di Pondok Pesantren Hidayatullah
- Polres Boven Digoel Gelar Bakti Sosial dan Dukungan untuk Program Pencegahan Stunting
- Pj. Bupati Mappi Meresmikan Rumah Sederhana Sehat dan Melaunching Bedah Rumah Tidak Layak Huni