Tim Literasi Digital Wilayah Papua kembali melaksanakan Webinar Literasi Digital dengan tema "Hati-Hati Rekam Jejak Digital", yang dilaksanakan via Zoom, Sabtu (8/10).
- Telah Dibuka, Penerimaan Mahasiswa Angkatan Pertama International Univeristy of Papua
- PT Agriprima Cipta Persada Gelar Konsultasi Publik Penilaian NKT, SKT, dan PDS di Merauke
- Sering Terjadinya Pemadaman Listrik Jadi Pemicu Utama Terganggunya Proses Belajar di SMK N 1 Tanah Miring
Baca Juga
Pada kesempatan kali ini hadir sebagai narasumber Fajria Fatmasari. S.Pd., MA Manager Business Incubator yang menguraikan tentang kecakapan digital. Bayu Prabowo Sujiatmo, ST, MM selaku Ketua Program Studi Perdagangan Internasional yang mejelaskan tentang keamanan digital dan Syarifuddin Muin, S.Pd Wakil Ketua Relawan TIK yang berbagi tentang budaya digital.
Menurut Fajria Fatmasari yang juga sebagai praktisi litersi digital menyampaikan bahwa rekam jejak digital yang kita lakukan akan tersimpan dan menjadi tabir masa lalu serta dapat disalah gunakan apabila tidak hati-hati dan bijak.
“Jejak digital terdiri dari jejak digital aktif dan jejak digital pasif. Jejak digital aktif berupa informasi yang ditinggalkan secara sadar di internet seperti postingan di media sosial, mengisi formulir atau testimoni online. Serta jejak digital pasif seperti alamat IP, riwayat browser maupun perkiraan lokasi”. ujarnya.
Sementara itu, Bayu P. Sujiatmo berbagi tentang kemanan digital dalam dunia maya dengan menghindari phising Attack.
“Pantau akun online anda secara teratur, ganti password secara berkala, gunakan password yang kuat, jangan klik tautan email dari sumber yang tidak dikenal dan jangan pernah memberikan informasi pribadi melalui email, dan waspada terhadap iming-iming promosi, maupun yang berkitan dengan sosial, "tuturnya.
Wakil Ketua Relawan TIK Papua, Syarifuddin Muin, mengatkan budaya bebas berekspresi memang perlu didukung namun jangan kebablasan.
“Ada hak dan tanggungjawab kita yakni, menjaga reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional, ketertiban mayarakat, atau kesehatan dan moral publik. Artinya berbudaya Digital, perlu memiliki nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika”. sambungnya.
- Dari MoU Hingga Pengiriman Siswa: Tahapan Kerja Sama Pemkab Mappi dan Yayasan Lokon
- TSE GROUP TANAMKAN SIKAP TOLERANSI SEJAK DINI KEPADA SISWA-SISWI DI SDN KIGORUN
- Judi Online: Ancaman Serius bagi Masyarakat dan Keluarga di Indonesia