Hingga siang ini korban jiwa tragedi Kanjuruhan telah menyentuh 129 orang dari suporter dan aparat kepolisian. Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10) setelah pertandingan Arema FC dan Persebaya ini pun menjadi catatan buruk bagi sepak bola Tanah Air
- Diduga Kerena Serangan Jantung, Pria Paruh Baya di Temukan Meninggal di Panti Pijat
- Tanggapan Resmi Kantor Imigrasi Merauke atas Status Kependudukan Linus Donald Gembenop
- Hamil di Luar Nikah, Seorang Ibu Tega Membunuh dan Membuang Janin Bayi
Baca Juga
"Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini, dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di Tanah Air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang,” kata Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam keterangannya secara virtual, Minggu (2/10).
Pihaknya meminta agar seluruh elemen masyarakat, baik panitia penyelenggara pertandingan, pemain, suporter, serta aparat keamanan mengedepankan sisi kemanusiaan dalam dunia sepak bola Indonesia.
"Sportivitas, rasa kemanusiaan, dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama,” tutupnya.
Kerusuhan terjadi usai Arema FC menelan kekalahan dari Persebaya dengan skor 2-3 dalam pertandingan Liga 1 Tahun 2022/2023. Suporter Arema yang tak puas dengan hasil pertandingan tersebut langsung masuk ke dalam lapangan mengejar para pemain.
Melihat para suporter masuk ke lapangan, sejumlah aparat pun sempat menghalau dan mengamankan para pemain serta tim official.
"Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas, sudah merusak mobil, dan akhirnya karena gas air mata, mereka pergi ke luar ke satu titik pintu keluar, yaitu kalau enggak salah pintu 10 ya, atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan," tutur Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta saat konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10). Dilansir dari RMOL.ID.
- KKB Tembak Pesawat Sam Air di Bandara Kenyam Papua
- Danlanud J.A Dimara Memohon Maaf atas Insiden Penganiayaan Yang Dilakukan Oleh Dua Orang Anggotanya Di Merauke
- Dianiaya Menggunakan Bambu Seorang Bocah Tewas di Kampung Kuller